Pentingnya Kesejahteraan bagi Karyawaan

Banyak anggapan jika karyawan dalam suatu perusahaan sering kali merasa kurang mendapat perhatian dari perusahaan atau pimpinannya. Terlebih dalam hal kesejahteraan. Tahun demi tahun kerja mereka seperti tidak menghasilkan apapun. Jangankan memikirkan anggaran untuk pendidikan tinggi anak-anak mereka, untuk keperluan sehari-hari saja mereka masih terjerat hutang. Banyak yang mereka lakukan untuk mendapatkan perhatian dari perusahaan. Menggalang persatuan sesama karyawan atau lsm untuk meneriakan keadilan. Ya, sering kita lihat para karyawan perusahaan berdemonstrasi. Namun tetap saja usaha mereka sering kandas, bahkan mereka harus dipecat.
Mari kita tengok negara-negara maju dalam memperlakukan karyawannya. Beda, boleh dikata sangat beda. Karyawan selalu diletakan pada diposisi penting dalam perusahaan. Bahkan karyawan juga diberi hak untuk memiliki perusahaan. Istilah kerennya karyawan diberi hak membeli saham perusahaan.
Masih ingat Facebook? Ya mulai sekarang mereka menjadi perusahan public karena pada bulan ini mereka resmi memperdagangkan sahamnya di bursa Nasdaq. Trus apa hubunganya dengan andil karyawan??
Lihat daftar pemilik saham Facebok berikut:
  1. Karyawan dan mantan karyawan Facebook: 32,4%
  2. Pendiri sekaligus CEO Facebook Mark Zuckerberg: 28,4%
  3. Jim Breyer dan perusahaan pemodal ventura Accel Partners: 11,4%
  4. Pendiri Facebook Dustin Moskovitz: 7,5%
  5. Perusahaan Digital Sky Technologies: 7%
  6. Perusahaan Goldman Sachs: 3,5%
  7. Perusahaan pemodal ventura Greylock Partners & Meritech Capital: 3%
  8. Pemodal perorangan Peter Thiel: 2,5%
  9. Perusahaan Microsoft: 1,6%
  10. Perusahaan pemodal ventura Elevation Partners: 1,0%
  11. Pemodal perorangan Li Ka Shing: 0,75%
  12. Perusahaan T. Rowe Price: 0,64%
  13. Perusahaan pemodal ventura Andreessen Horowitz: 0,2%
Dari data tersebut ternyata pemilik Facebook Marc Zuckerberg menerapkan kebijakan yang pro karyawannya, yakni dengan memberikan prosentase terbesar kepemilkan saham terbesar adalah karyawan dan mantan karyawannya. Tentu Ini menjadikan karyawan merasa dihargai karena kesejahteraan mereka terjamin bahkan setelah mereka tidak bekerja tetap mendapat penghasilan (sangat beda dengan pensiun). Ternyata kebijakan ini memberikan dampak bagi kinerja atau produktifitas karyawannya. Saat mereka merasa memiliki perusahaan maka mereka akan bekerja keras memajukan perusahaan.
Semoga ini dapat dicontoh oleh perusahaan atau lembaga-lembaga usaha yang lain, mungkin juga lembaga peedidikan (tapi kayaknya sudah ada di beberapa daerah). Amin.
Makanan Ringan sudah menjadi kebutuhan di kantor Facebook

Post a Comment

Terima kasih atas komennya

Previous Post Next Post